Menulis itu salah satu cara menjernihkan pikiran.


Menulis itu salah satu cara menjernihkan pikiran.
          
         Tidak tau apakah saudara pernah melakukannya atau tidak, tetapi itulah yang sering saya lakukan jika sedang kalut atau galau melanda. Cobalah. Kenapa saya katakan salah satu cara untuk menjernihkan pikiran?. Ingat? bahwa menulis itu sama saja dengan curhat, jika curhat harus dengan orang lain dan ada respon, tetapi menulis beda, hanya dilakukan seorang diri, tidak ada respon, namun kita bebas menulis apa saja yang ada dipikiran tanpa memperhatikan orang lain setuju atau tidak.
Curhat, ingat? jika kita sedang stress yg dibutuhkan adalah seorang pendengar yang setia atau teman curhat, kita bisa memilih menulis atau mencari temen. Tapi yang saya anjurkan kali ini adalah menulis, lebih efektif dimanapun kapanpun “sipendengar” satu ini siap “mendengarkan”. Kenapa tidak? Hanya butuh bolpen dan kertas doank. BEBAS itu kata yang tepat. Terserah gaya penulisan yang kamu pilih seperti apa. Mau blak-blakan atau sembunyi-sembunyi dengan memakai sudut pandang orang ketiga  ‘orang ketiga jamak maupun tunggal’ (emang ada y? lupaa) terserah!!. Bebaskan ekspresimuuuu!!
Selain itu, kenapa menulis salah satu menjernihkan pikiran? Karena sesungguhnya tidak ada seorangpun yang lebih mengerti dirimu sendiri, tidak orang lain, bukan Mario Teguh, bukan Kahlil Gibran buka pula saya tetapi diri kita sendiri. Diri kita sendiri yang tau apa yang sudah kita perbuat, bagaimana menyikapinya, seperti apa solusi yang baik dan kira-kira kita sanggup atau tidak melakukannya. Oleh karena itu perlulah proses menulis ini, karena menulis adalah bagian dari yoga, yoga pikiran menurut saya. Setelah selesai menulis, terserah tulisan tersebut mau dikemanakan dibuang atau disimpan, yang terpenting solusi sudah ditemukan sewaktu menulis.
Biasanya (berdasarkan kebiasaan, karena saya tidak bisa menjelaskan teori apa yang bisa menjelaskan hal ini) setelah menulis panjang-panjang, pikiran dan hati mulai seirama, mulai temenan, mulai bersahabat (naon nya bahasana teh? itulahh). Pikiran dan hati mulai mau merespon, sebenarnya ada apa dengan ‘SAYA?’ apa yang jerjadi? Sembari jari-jari menjelaskan apa, kenapa, mengapa, dimana, kapan? Si hati dan pikiran yang udah ‘sahabatan’ itu pun datang pelan-pelan membari solusi. Sama seperti sedang ujian. Akan ada jawaban bagi yang sudah belajar. Belajar apa? Ya, kehidupan adalah pelajaran.
          Akhirnya, diakhir tulisan tertulislah kata-kata “SUDAH BAIKAN!!!”

Perlu diingat!! Ini berbeda dengan yang anda pikirkan sewaktu SMP “dear diary” hahhaha… bedalahh yaa, ya,, bedalah. Kalau dulu pakai kata “aku atau gw” kali ini boleh lah pakai kata “saya”. Lahhh apa bedanya??? Bedaa!!! 

Tetapi kalo dipikir-pikir kenapa ada pikiran seperti ini? bukankah karena kita punya banyak waktu luang?? So, Sibukkan dirimuuu… J. Dan yang terahir jangan lupa berdoa.
(tulisan ini pun ditulis ketika sangat kalut, kalut sekali. namun sangat bersemangat, semoga keyboard saya tidak rusak) hahaha. Dan jadilah tulisan yang berantakan ini.  

Comments

Popular Posts