Perasaan Tidak Mampu


          Kemaren (Kamis, 6 October’11) panitia KPS Sastra Unpad mengundang saya  ke PD (persekutuan doa). Acara ini diakan secara rutin sekali seminggu oleh panitia dengan tujuan mendudukung acara KPS yang diadakan bulan depan (November).
Sebelumnya, seorang anak dari divisi doa mengajak saya menemui saya di kampus dan lansung menodong:

Dia:  kak, ntar jadi pembicara ya di PD KPS”
Saya: whats? (saya terkaget-kaget, hal ini ini diluar kebiasaan saya yang bersifat sanguine-plegma). Gimana ceritanya? Kok saya?
Dia: iyaa kaka. Kak tolong dong kak, gk tau lagi nih siapa lagi.
Saya: waduh, gimana ya?
Dia: iya, kaka aja ya, ya ya,, daaa *melambaikan tangan
Saya: dan saya terdiam berdiri tegap *sambilcengok, berkata dalam hati “baiklah”.

Dua hari kemudian,
kak.. temanya “Perasaan Tidak Mampu” yah, ayat temanya dari Mazmur 68:36.
Dalam hati saya: o o ow. Opo iki God?. Sambil membales sms: iya dek, makasih ya.

Bener, dari awal memang bukan saya, alasannya karena yang tadi, Sanguin-plegma, sesastra kayaknya tau hal itu dengan kata lain saya cocoknya di tim hore maupun di tim pendamai.
Setelah mengetahui tema PD kali ini, saya langsung treak Goooooodddddd opo iki?.
google search
Pertanyaan yang langsung ngebut di pikiran saya adalah: kalau pembicaranya saja sudah ngomong tidak mampu, gimana yang mendengarkan nanti? Mau jadi apa?.
Perasaan tidak mampu itu sudah mulai mengintimidasi saya.
Saya kalut, panik. Diam dan tertunduk. Mulai mencari apa yang bisa dicari menyangkut topik tersebut tetapi tidak menemukan yang cocok maka saya memutuskan untuk tidur. Esok paginya, saya bangun, kemudian sate (saat teduh). My God, sambil geleng-geleng berkata: Tuhan itu selalu dasyat buat orang yang menyadari keberadaanya. Tks God, ini yang saya cari. terharu, *Peluk.
Di dalam buku sate yang bernama Renungan Harian, edisi Oktober’11 tanggal 3. Judul artikelnya “Dipanggil dan Diutus”. Secara khusus artikel ini tidak membahas mengenai perasaan tidak mampu memang, tetapi membahas mengenai salah satu tokoh besar di alkitab. Ingat tokoh yang tongkatnya bisa berubah menjadi ular? Atau orang yang membelah Laut Teberau? Atau yang membuat tulah bagi orang-orang mesir? (maaf, kita tidak sedang bermain tebak tokoh karena terlalu mudah saya saja yang jawab). Musa. Siapa yang tidak kenal Musa? Kamu? Masa sihh?? Baiklah, singkat saja ya.

Musa artinya diambil dari air, Oleh puteri raja Mesir waktu itu (sekitar 1527 SM). Orang tua kandung Musa adalah Orang Israel yang pada saat itu menjadi budak di Mesir. 40 tahun Musa berkarya di Mesir hingga akhirnya Tuhan menampakkan diri kepada Musa di peristiwa terbakarnya semak belukar. Musa dipanggil untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan. Mulai Inget? Okey, termikasih.

                Kembali ke bagian  *geleng-geleng kepala sebelumnya. Masih terkaget dengan artikel yang ditangan kemudian mulai menurunkan semua buku-buku dari rak yang kiranya relevan dengan topik tersebut. *mulai serius.
Sambil membaca  menyimpulkan bahwa Musa menolak tawaran Tuhan untuk memipin bangsa Israel. Dengan empat alasan:
Pertama, Musa tidak yakin Israel masih mengenal Allahnya dan percaya Allah masih peduli.
Kedua, Musa tak yakin Israel percaya ia berjumpa Allah yang mengutusnya.
Ketiga, Musa tak yakin mampu memimpin Israel yang “tegar tengkuk”. Perasaan tak mampu menghalanginya melihat kuasa Allah yang bisa bekerja melaluinya.
Keempat, Musa tak ingin zona nyamannya kembali terusik demi membebaskan Israel yang tak tahu balas budi (lihat Keluaran 2:11-22).
Ada tiga ayat yang dapat mejelaskan empat kesimpulan diatas:
1.        Keluaran 4:1 : bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku? Dan tidak mendengarkan perkataanku?, melainkan berkata: Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu!
2.       Keluaran 4:10: Ah… Tuhan, aku ini tidak pandai berbicara, dahulupun tidak dan sejak engkau berfirman kepada hambaMu pun tidak.
3.       Keluaran 4:13: ah… Tuhan utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus.
Musa merasa ada banyak hal dalam dirinya yang sama sekali tidak memenuhi criteria pemimpin bangsa besar. Di ayat 14 dikatakan: maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Musa dan berfirman: bukankah di situ Harun, bahwa ia pandai bicara; lagi pula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
                Bagaimana saya tidak terharu coba? Saya mendapatkan apa yang saya cari. Perlu diketahui memang saya tidak bagus dalam mengahapal ayat alkitab, jadi sangat sulit untuk memulai.  Tetapi bukankah saya terlahir untuk mencoba seperti yang dikatakan oleh Delta Goodre dalam lagunya yang berjudul born to try.
                                                Doing everything that I believe in
Going by the rules that I’ve been taught
More understanding of what’s around me
And protected from the walls of love
“…”
That I was born to try
I’ve learned to love
Be understanding
And believe in life
But you’ve got to make choices
Be wrong or right
Sometimes you’ve got to sacrifice the things you like
“…”
No point in talking what you should have been
And regretting the things that went on
Life’s full of mistakes, destinies and fate
Remove the clouds look at the bigger picture
,,,” (Delta Goodre-Born to try).
google search
Saya memutuskan untuk melanjutkan pengalaman baru ini. Mulai masuk ke berbagai referensi dan menemukan bahwa ternyata perasaan tidak mampu merupakan salah satu jenis mental block terbesar dalam hidup manusia.
Contoh: kita diberi tugas oleh ketua kordiv, namun merasa tidak mampu mengerjakannya, tetapi tetap menerima tugas dan tanggung jawab tersebut. Lalu apa yang terjadi?  Yap! Perkerjaan kita tidak akan mencapai hasil maksimal karena perasaan ketidakmapuan yang kita punyai. Begitu juga ketika kita melakukan setting goal misalnya: Tahun depan saya harus ke Belanda, harus. Apakah ada terlintas keraguan di hati kamu? Ahh,, yang bener aja, bussyyet dah, bahasa Inggris aja kaga bisa apalagi bahasa Belanda mana jauh pula, ntar di sana sama siapa?. Jika ada suara demikian ada kemungkinan bahwa kamu merasa tidak mampu. Ketika ada perasaan tidak mampu akan sulit mencapai goal tersebut. Dari alasan-alasan pemikiran ketidakmampuan tersebut diatas memperlihatkan secara jelas bahwa pikiran kita (perasaan tidak mampu) telah membuat batasannya sendiri sebelum kita memulai. Hilangkan pemikiran seperti itu. Jangan menakutkan hal yang belum terjadi yang masih jauh di depan. Hal itu megabiskan waktumu, mending melakukan hal yang lain, yang berguna untuk mendukung keiginan-keinginanmu. Hal ini berlaku untuk semua hal yang kamu rencanakan dalam hidup kamu!
Namun, ditekankan bahwa hal tidak dapat mencapai goal tersebut akan terjadi bagi kamu yang memilih untuk tetap ragu dan tidak melepaskan mental block tadi. Seperti Musa, bukankah Dia tercatat sebagai salah satu pemimpin yang terbesar di Alkitab dan berhasil membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Intinya adalah bagaimana kita merespon apa segala tawaran yang ada. Jika ya, jangan pernah meragukan. Dalam mazmur 68:36 dikatakan AKU telah memberimu kekuatan dan dan kekuasaan. Jadi tidak ada alasan untuk kalah sebelum berperang!
Diakhir, acara atau sesi Tanya jawab seoran panitia menanyakan; kak gk berlebihan tuh bilang kita jatuh cinta sama Tuhan,  juga kalau  Yesus itu pacar kita?
Sama sekali tidak. Jangan bayangkan cara perpacaran anak muda zaman sekarang yang sentuh sana sentuh sini. Tetapi keinginanmu untuk selalu dekat denganNya, keinginanmu untuk selalu dekat dan terkoneksi denganNYa, karena cintamu kepadaNya membuat senyum diwajahmu tidak pernah hilang, keinginanmu untuk rela berkorban untukNYa dan berkomitmen untuk setia sampai mati. Cinta memuatmu mampu melakukan apapun. Bukankah itu cinta dalam artian yang sesungguhnya?
                Miliki perasaan cinta tersebut, maka kamu tidak akan pernah meragukan apapun.
Sebagai penutup, ada sebuah tes untuk mengetahui apakah kita mampu mencapai setting goal yang kita buat sendiri. Test ini dinamakan test Kineology. Caranya:
Angkat tangan kanan/kiri, pertemukan jari jempol dengan jari telunjuk. Sembutkan nama anda masing-masing kemudian menggesekkan kedua jari tersebut.
Contoh: Nama saya : Iska Rianty Purba, kemudian (gesekkan kedua jari anda)
Apa yang anda rasakan?
Bandingkan dengan mengatakan nama orang lain bisa artis.
Contoh: nama saya Luna Maya, kemudian gesekkan telunjuk dan jari jempol.
Apa yang anda rasakan? Yang pertama tentu akan sangat ringan karena sudah pasti itu nama anda tanpa diragukan lagi, yang kedua? Serasa berat, kasar, keset karena ada rasa  kekhawatiran dan kesalahan.
Namun bagaimana dengan mencoba membuat setting goal yang lain? Misalnya:
Saya Iska rianty Purba,Tahun depan saya harus ke Belanda, harus! Apa yang anda rasakan? Jika tangan anda terasa berat dan keset ada kemungkinan anda memiliki rasa ketidak mampuan, segera selesaikan. Selamat mencoba setting goal anda masing-masing!

“janganpernah menakutkan apa yang belum terjadi karena hal itu membuang-buang waktu dan menghambatmu untuk memikirkan hal yang seharusnya engkau pikirkan”

7-8’10’11

Comments

Popular Posts