Menuju Meja Hijau (post yg tertunda 1)
Menuju
Meja Hijau
Hai
apakabar semua? Semoga kalian tiap hari dalam keadaan full excited apa paun
keadaanya suka, duka tetap jaga supa hati tetap dalam keadaan super excited.
Kenapa? Saya tidak ingin menggurui atau semacam sok pintar tapi hal duka yang saya
rasakan. Saya sedang dalam keadaan tidak mampu bersyukur, mulut sangat gatal
ingin mengucapkan sumpah serapah tetapi harus ditahan dengan tujuan supaya
tidak memperkeruh suasana hati.
Hari
ini saya sedang dalam keadaan shock, hari ini juga saya berulang tahun yang ke
23 tahun tepat pada tanggal 24Oktober 2011. Mengingat pembagian dosen penguji
kemaren sore ekspresi saya senang bercampur dengan takut. Senang karena diuji
oleh dosen penguji-penguji terbaik (guru besar, lector, doctor, doktor) se
Jurusan Sejarah UNPAD. Bisa kamu bayangkan bagaimanaya gilanya saya
membayangkan dosen-dosen yang sangat “terkenal” itu? Saya juga tidak dapat
membayangkan bagaimana saya harus melewati seminggu sebelum sidang. Pasti akan
gila.
Dan
hal yang tergila lagi terjadi ketika saya mulai menghungi dosen-dosen penguji
mengenai kapan, jam berapa, dimana, kemana saya harus mengantarkan
skripsi. Sms telah dikirim 3 penguji
mengatakan silahkan taruh di meja saya dan titipkan di meja Pak Caca. Balasan dari
satu sms terahir jelas membuat saya pucat pasi dan hampir terjatuh. Bagaimana
tidak? Seorang dosen membuat jantung saya berdetak lebih kencang dari biasanya
aka Shock terapi. Dengan balasan sms: kamu
orang Kristen ya? Belalajar sms yang sopan kepada saya, kamu kira saya teman kamu?
(dalam hati ohh baiklah saya shock bu,
terimakasih)kemudian kalau sms itu tuliskan salam hormat atau hormat jangan
hanya salam. (ohhh buletttt, sedikit lega). Saya kira dosen tersebut punya
dendam pribadi dengan saya hehhehhe. Tetapi mulai pertanyaan-pertanyaan
G.A.L.A.U menghampiri pikiran. Gmana nanti pas sidang, jangan-jangan dosen
tersebut akan mempermasalahkan hal itu. Jangan-jangan saya akan diteriaki
(seperti yang diasa dilakukannya di dalam kelas) jangan-jangan nanti saya
dipermakukan. Hwaaaa. Asli saya tidak merasakan seperti ulang tahun hari ini,
jangankan untuk makan kue yang dibawa oleh teman-teman tidur di kasur yang
biasanya empuk malam mi ini terasa sangat kasar papan menyangga kasur terasa
sampai ketulang. Bangun lagi-tidur lagi untuk mempelajari beberapa diktat dosen
penguji. Anda bisa bayangkan bagaimana bisa saya mememgang diktat dosen yang
telah membuat saya sport jantung.
Jangankan
untuk membacanya, memegangnya saja saya sudah deg-deg-an. Seperti telah
dikerubungi banyak nyamuk, Sambil menepuk-nemuk tangan, kepala, jidat, pundak
kanan-pundak kiri dengan tujuan untuk mengumpulkan keberanian. Huuuup!!!!!
Perasaan seperti ini sangat menyiksa. Jujur saya tidak berani mengucap sepatah
katapun mengenai dosen tersebut. Takut salah persepsi, soudzon,
membesar-besarkan masalah, hanya pasrah. Saya yang bersalah. Sama sekali tidak
bercerita kepada siapapun, takut terbawa suasana dan mengucakan kata makian.
tinggal apa yang bisa saya lakukan sekarang? Usaha dan Belajar sekuat tenaga
kemudian berserah. Hal itu yang saya pelajari dalam hal beriklas sangat-sangat
beriklas. Semoga di Sidang nanti saya tidak di teriaki (malu) hanya itu.
Comments
Post a Comment