Perkembangan Istilah Sejarah


Secara etimologis istilah sejarah berasal dari bahasa Yunani yaitu, historia yang artinya inkuiri (inquiry), wawancara (interview), interogasi, dan juga laporan hasil tindakan-tindakan; seorang saksi (witness), seorang hakim (judge), seorang yang tahu. Seperti yang disebutkan F.Muller dalam buku Topolski bahwa dalam teks-teks Yunani Kuno istilah historia mempunyai tiga arti: (1) penelitian (research) dan laporan tentang penelitian itu, (2) suatu cerita puitis, dan (3) suatu deskripsi yang persis tentang fakta (Topolski, 1956: 44-55).
            Perkembangan selanjutnya, istilah sejarah berkembang setelah masuk ke bahasa-bahasa lain oleh perantara bahasa Latin. Maknanya tidak jauh berbeda dengan istilah bahasa Yunani, dalam bahasa Latin lebih ditekankan pada pengamatan langsung (direct observation ), penelitian (research), dan laporan-laporan hasilnya. Misalnya, Tacitus memberi judul buku atas laporan-laporan penelitian pribadinya Historiae, sedangkan untuk priode yang lebih awal diberi judul annals (Annales).
            Pada abad pertengahan, istilah annal dan kronikel digunakan untuk menunjukkan “suatu catatan mutakhir mengenai fakta-fakta terpenting” maupun “suatu penulisan sejarah”. Pada masa ini istilah annal dan kronikel dikaitkan dengan praktik Gereja untuk membuat sistem paskal atau sistem paskah dan kalender-kalender. Dalam catatan-catatan annal terdapat elemen-elemen waktu suci dan peristiwa-peristiwa suci seperti yang tertulis dalam Perjanjian Baru, kemudian berkembang menjadi vitae (biografi) dan gesta (peristiwa masa lalu) bukan kepada annal maupun kronokel.
Pada abad ke-16, istilah seperti annals dan kronikel mulai menghilang sedangkan istilah vitae dan gesta menuntut kekritisan penulis. Kekritisan ini berkembang menjadi dasar penulisan ilmiah kemudian memberi makna kearah istilah yang umum sekarng ini.
            Pada periode Renaissance konsep history dan geschichte condong kepada dua dasar yang pertama atas dasar mythography (penulisan mitos) dan zeitgescichte, gesta, vitae dan sejarah suci. Semua ini sangat berhubungan erat dengan elemen waktu sebagai penunjuk perkembangan zaman dan perkembangan penulisan sejarah. Perkembangan berikutnya menunjukkan istilah sejarah yang lebih mantap dan dekat dengan istilah umum yang dipakai sekarang yaitu, history sebagai peristiwa masa lalu dan history sebagai narasi dari peristiwa masa lalu.

Pengertian Istilah Sejarah
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam defenisi istilah sejarah, yang pertama adalah peristiwa masa lalu dan rekonstruksi masa lalu. Dua-duanya terkandung dalam istilah sejarah dan yang menjadi keharusan adalah sejarah itu adalah tentang manusia (man) atau masyarakat manusia dan sangat lekat dengan waktu. Elemen waktu adalah penunjuk masa lalunya dan sejarah adalah persoalan waktu. Ada beberapa defenisi sejarah menurut ahli: menurut J. Huizinga sejarah itu adalah “bentuk intelektual di mana suatu peradaban menceritakan dirinya mengenai masa lalunya”; James Harvey Robinson mengatakan sejarah adalah “semua yang kita ketahui tentang setiap hal yang pernah manusia lalukan, pikirkan atau rasakan”; Topolski mengartikan sejarah menjadi 3 yaitu, (1) sejarah sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu (res gestae, past events), (2) sejarah sebagai pelaksanaan riset yang dilalukan oleh seorang sejarawan (3) sejarah sebagai suatu hasil dari pelaksanaan riset atau seperangkat pernyataan-pernyataan tentang peristiwa-peristiwa masa lalu (rerum gestarum) atau historiografi.

Comments

Popular Posts